HASIL WAWANCARA



Setiap hari Sabtu sore, selepas shalat ashar, tim dari tusi work mengunjungi SLB A YAPTI. Dalam rangka memberikan pelatihan literasi bagi anak-anak yang mau ikut belajar, pada pertemuan kali ini, tim dari tusi work memberikan kami tugas wawancara mengenai bagaimana tanggapan orang awas tentang tuna netra, sebelum kita melangka ke masalah itu saya informasikan kepada seluruh pembaca bahwa tusi work ini bekerja sama dengan DPD PERTUNI Sulawesi Selatan dalam rangka menyukseskan pelatihan ini, pelatihan ini berjalan selama 10 pertemuan. Di pecan ke 4 ini tim tusi work memberikan kami tugas yang saya rasa cukupmenantang yang mana kali ini kami disuruh untuk membuat wawancara mengenai tanggapan orang awas terhadap orang tuna netra. Namun itu tak sulit bagi yang mau menulis dan mencari narasumber yang paling tepat untuk diwawancarai. Kini saya sudah tersambung melalui sambungan telepon embak Uci beliau ini merupakan teman sekolah saya pada saat menduduki sekolah dasar di Kabupaten Maros. SD kami pada saat itu bernama SDN 22 Bontokapetta. Menurut embak Uci, pada saat ditanya mengenai tuna netra ia menuturkan kepada saya bahwa: tidak dipungkiri, memang masih butuh bantuan untuk keseharian, tapi zaman sekarang, mereka bisa juga merasakan menggunakan teknologi, seperti Ulva yang sekarang sudah biisa menggunakan social media, alat komunikasi. Jadi disabilitas tidak ketinggalan tentang dunia yang sekarang lewat social media”.
Sementara itu saya pun kembali bertanya mengenai apakah orang tuna netra itu berhak menempuh pendidikan seperti layaknya orang pada umumnya? Ia pun menuturkan bahwa, ”mereka juga mendapatkan hak yang sama seperti orang pada umumnya karena di zaman sekarang sudah tak ada lagi pembatasan untuk selalu berkarya bagi siapapun itu.”


Comments